“Kak Jafran, main yuk!”


“Kak Jafran, main yuk!”

“Aduh, sebentar, Din,” jawab Kak Jafran sambil menggendong Miaw, kucing peliharaan mereka. “Kakak mau memandikan Miaw dulu, kutunya banyak sekali.”

Medina merengut. Ia menatap kakaknya yang menghilang menuju kamar mandi. Dari kemarin, Kak Jafran selalu sibuk! Ada saja alasannya setiap kali Din mengajak bermain; mengerjakan pekerjaan rumah, menelpon, atau membuat kerajinan tangan. Padahal biasanya Kak Jafran selalu senang menemaninya bermain. Atau jangan-jangan, Kak Jafran memang sudah tidak mau bermain lagi dengannya?

Medina jadi ingat, sejak masuk SMP, Kak Jafran lebih suka bersama teman-teman barunya. Mereka datang ke rumah dan bermain di kamar Kak Jafran. Setiap kali Medina memasuki kamar, Kak Jafran selalu bilang, “Kami mau mengerjakan tugas. Nanti Medina pasti bosan.”

Medina berjalan marah ke teras depan. Biarlah, kalau begitu. Ia akan bermain sendiri saja!

Kemarahan Medina bertahan sampai siang. Apalagi selesai memandikan Miaw, Kak Jafran malah asyik bertelepon!

“Sebentar ya,” kata Kak Jafran tanpa suara.

Andini pura-pura tidak mendengar.

Bahkan sampai waktunya makan siang, Kak Jafran belum selesai juga!Medina memainkan nasi di piring. Ia menyendok ayamnya dengan malas. Medina memalingkan muka ketika Kak Jafran bergabung di meja makan. Medina juga berpura-pura tidak mendengar ketika Kak Jafran menceritakan tugas sekolahnya yang sulit. Itulah mengapa Adi, sahabatnya, menelpon begitu lama untuk menjelaskan.

“Maaf ya, Medina,” kata Kak Jafran. Ia menatap Dina dengan wajah menyesal. “Habis makan, ya, kita main? Mau main apa?”

Medina membuang muka. “Nggak usah. Habis ini aku mau tidur siang!”

Seketika hening di meja makan. Ayah dan Ibu saling berpandangan.

Tiba-tiba Ibu menjentikkan jari. “Habis ini main petak umpet, yuk! Sudah lama nggak main petak umpet!”

Ayah menyambut usulan itu dengan penuh semangat. Kata Ayah, dulu, hampir setiap sore ia bermain petak umpet di lapangan dekat rumah. Sayangnya, sekarang petak umpet semakin jarang dimainkan karena lapangan yang semakin sempit bahkan hilang.

“Nah, sebenarnya kita bisa kok main petak umpet di dalam rumah. Tentu saja dengan peraturan tertentu,” Ibu berkata penuh rahasia.

Kak Jafran mengangguk semangat.

“Gimana, Din?” tanya Ibu.

Medinam penasaran, namun, ia berpura-pura tidak tertarik. “Ya, bolehlah.”

Ibu tertawa lebar. “Yang jaga pertama, yang makannya selesai paling terakhir.”

Medina terkesiap. Ia menatap piringnya yang masih setengah penuh. “Aduh, Ibuuu…!”

Menurut Ibu, ini petak umpet spesial. Mereka harus bersembunyi di ruangan yang paling mereka sukai masing-masing. Ruangan yang spesial untuk masing-masing mereka. Medina, Kak Jafran, dan Ayah mengangguk tanda mengerti. Permainan pun dimulai. Medina jaga pertama. Ia menutup mata, menghitung satu sampai lima belas. Setelah selesai, Medina mulai melakukan pencarian.

Pertama-tama, Ibu! Selain memasak lauk, Ibu sangat suka berada di dapur untuk membuat camilan. Donat, lemper, cakue … sebut camilan apa saja, Ibu bisa membuatnya.Medina memperhatikan dapur rumahnya yang tak begitu luas. Sepertinya tidak ada tempat untuk bersembunyi di dapur itu. Ibu tidak ada di balik kulkas bahkan di dalam kamar mandi.

“Aneh.”

Bersamaan dengan gumamannya, Medina mendengar suara tawa tertahan dari dalam lemari. Medina berjalan mendekati lemari di bawah kompor. Lemari itu tempat menyimpan alat dan bahan pembersih. Medina melihat isi lemari yang tertumpuk di sudut dapur. Ia pun membuka lemari dan menemukan Ibu duduk meringkuk menahan tawa.

“Ibu kena!”

Pencarian berikutnya adalah Ayah. Ayah pasti ada di ruang keluarga karena ia sangat suka menonton. Medina menatap sekeliling ruang keluarga. Ia menyadari tirai ruangan yang tergulung tidak biasa dengan sepasang kaki tepat di bawahnya. Medina tertawa geli seraya memeluk tirai tersebut, “Ayah kena!”

Sekarang tinggal Kak Jafran. Akhir-akhir ini, Kak Jafran senang membaca, mendengarkan musik, mengerjakan tugas, bahkan bermain dengan temannya di kamar. Medina mencari ke sekeliling kamar. Tidak ada Kak Jafran. Hmmm … ada yang tidak beres! Di mana lagi Kak Jafran akan bersembunyi?

Medina sedang berpikir keras ketika mendengar suara dengkur perlahan dari arah kamarnya. Ia melangkah cepat menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Kak Jafran. Suara dengkur itu berasal dari kolong tempat tidurnya!

Medina tersenyum menatap Kak Jafran yang tertidur pulas. Di sekitar kakaknya, tergeletak buku dan mainan-mainan favorit Medina. Ya, setiap kali Medina merasa takut atau sedih, ia akan bersembunyi di kolong tempat tidur. Biasanya, Kak Jafran yang menemukan lalu menemaninya. Kadang mereka hanya berbaring berpelukan. Kadang Kak Jafran membacakan cerita favoritnya dengan diterangi cahaya senter. Kadang-kadang juga, mereka bermain hewan-hewan plastik kesukaan Medina. Tiba-tiba hati Medina terasa hangat. Amarahnya hilang seketika. Dan tiba-tiba saja, ia merasa lelah. Medina merangkak memasuki kolong, membaringkan diri di sebelah Kak Jafran dan memeluknya. Ia menguap.

“Sekarang Ibu yang cari, ya!” serunya sebelum terlelap.

TAMAT

Congklak merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang populer pada zaman dahulu. Permainan ini menggunakan papan kayu yang memiliki 14 hingga 16 lubang dengan dua lubang di ujung papan. Permainan ini dimainkan biji-bijian atau batu kecil yang dipindahkan dari satu lubang ke lubang lainnya memutar secara berurutan.

Permainan tradisional ini pun populer dan banyak dimainkan oleh masyarakat Jawa pada zaman dulu. Biasanya permainan ini dimainkan oleh dua orang pemain. Meskipun begitu, biasanya anak-anak lainnya yang tidak bermain ikut berkumpul dan menonton permainan ini. Tentu ini memberikan hiburan yang asik dan menyenangkan pada masanya.

Sayangnya, permainan tradisional ini sudah jarang dimainkan bahkan dapat dikatakan punah. Sebab, kini zaman telah berubah di mana anak-anak cenderung lebih memilih permainan modern dengan ponsel daripada permainan tradisional. Padahal banyak permainan tradisional yang memiliki manfaat baik untuk perkembangan anak, baik manfaat untuk pengembangan berpikir hingga melatih fisik.

Dengan begitu, tidak ada salahnya masyarakat atau anak-anak generasi masa kini mengenal congklak sebagai permainan tradisional yang sempat membudaya di Indonesia. Selain itu, bagi para orang tua juga bisa mengenalkan congklak pada anak-anak sebagai salah satu referensi permainan yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan gadget sehari-hari.

H-13

Permainan tradisional adalah permainan yang dilakukan oleh anak-anak tempo dulu dengan aturan-aturan tertentu. Salah satu permainan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia adalah engklek.
Permainan ini cukup dikenal di berbagai daerah dengan nama beragam. Di Betawi, permainan engklek dikenal dengan nama dampu bulan, di Riau disebut Setatak, di NTT dikenal dengan siki doka, dan di Batak Toba dikenal dengan nama marsitekka.
Seperti apa sejarah permainan engklek? Dan bagaimana cara memainkannya?

Sejarah Permainan Engklek

Engklek adalah permainan tradisional yang memanfaatkan bidang datar sebagai arena bermainnya. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan.
Tidak diketahui pasti sejarah permainan engklek. Sebab, tidak ada bukti otentik tentangnya. Namun, ada dua pendapat tentang sejarah permainan engklek yang cukup dikenal hingga kini.
Teori pertama mengatakan bahwa permainan engklek diperkenalkan pertama kali oleh Belanda saat menjajah Indonesia. Dalam bahasa Belanda, permainan ini dikenal dengan nama Zondaag Maandag. Kemudian nama ini diadopsi dalam bahasa setempat menjadi sunda manda.
Permainan ini mulanya sering dimainkan oleh anak-anak dari keluarga Belanda. Kemudian setelah merdeka, permainan ini masih bertahan dan dimainkan di Indonesia. Bahkan kini permainan engklek dikenal sampai seluruh pelosok negeri.
Pendapat lain mengatakan bahwa permainan ini serupa dengan permainan dari Britania Raya yang disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch usianya sangat tua, sudah ada sejak zaman Kekaisaran Romawi Kuno.
Permainan Engklek: Pengertian, Sejarah, dan Cara Bermainnya (1)

searchPerbesar
Ilustrasi permainan engklek. Foto: pixabay

Cara Bermain Engklek

Engklek dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Untuk kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain diperbolehkan meletakkan kakinya pada kedua kotak secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Masing-masing pemain memiliki gaco, yaitu batu atau pecahan genting yang digunakan sebagai alat lempar. Adapun penjelasan lengkap teknik bermain engklek adalah sebagai berikut:
  • Semua pemain melakukan hompimpa, yang menang mendapatkan giliran pertama. Pemain pertama melemparkan gaco dan tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan. Jika gaco melebihi kotak, maka pemain dinyatakan gugur.
  • Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan mengabil gaco yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih diangkat.
  • Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut ke kotak 2. Jika keluar dari kotak 2, maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika berhasil, pemain bisa melanjutkan permainannya.
  • Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran atau menapak dua kaki di satu kotak.
  • Kemudian jika semua kotak sudah dilewati oleh pemain, maka pemain tersebut bisa melemparkan gaco dengan membelakangi engkleknya. Jika gaco jatuh pada kotak yang dikehendaki, maka kotak itu akan menjadi rumahnya.
  • Pemain yang mendapatkan kotak boleh berhenti dikotak tersebut dengan dua kaki. Begitu seterusnya sampai kotak-kotak menjadi milik para pemain. Jika semua telah dimiliki oleh pemain, maka permainan dinyatakan telah selesai.
  • Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada engklek yang digambar.

Sosialisasi Kurikulum dan Budaya Sekolah

Managemen TKIT Qurrota A’yun Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung menyelenggarakan Sosialisasi Kurikulum dan Budaya Sekolah dimasa Pandemi Covid-19. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 September 2021 dengan peserta Guru dan Staff Karyawan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Qurrota Ayun.

Assalamualaikum

COMING SOON PPDB T.P 2022/2023

Assalamua’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Ayah & Bunda, TK Islam Terpadu Qurrota A’yun adalah salah satu Sekolah Islam yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dengan memadukan pendidikan agama dan umum dalam satu jalinan kurikulum. Taman Kanak-kanak (TKA dan TKB), yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam yang berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah.

TK IT Qurrota A’yun hadir untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya, menjadi bagian terbaik Kota Bandar Lampung dalam layanan pendidikan, menjadi mitra keluarga untuk membentuk karakter shalih dan berprestasi peserta didiknya, serta memiliki wawasan global. Fokus pada keunggulan Akademik maupun non akademik dengan konten kurikulum terintegrasi antara kurikulum Dinas Pendidikan dengan kurikulum khas Islam Terpadu.

Bagi Orang Tua yang ingin putra putrinya bersekolah di tempat yang berkualitas, dengan pengajar yang baik, kurikulum mumpuni serta nilai Agama Islam yang kental, maka TK IT Qurrota A’yun adalah pilihan yang tepat, untuk itu ayah/bunda silahkan untuk klik disini
Untuk PPDB TK IT Qurrota A’yun akan di buka pada bulan Oktober 2021
Terimkasih
Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh